Inilah Dakwah Seperti Dicontohkan Rasulullah



Dakwah berasal dari bahasa Arab, yang berarti seruan, panggilan atau ajakan. Setiap muslim ditugaskan untuk berdakwah. Karena Islam adalah agama dakwah. Sehingga setiap muslim memiliki tugas untuk berdakwah di tengah-tengah masyarakat.
Bahkan dijelaskan dalam Al Quran surat Ali Imron ayat 104 tentang kewajiban dakwah bagi setiap muslim, seperti Allah SWT memerintahkan umat islam untuk menyeru kepada kebaikan dan mencegah kepada keburukan.
Namun, dalam penyampaiannya, ada aturan-aturan yang berkaitan dengan dakwah ini. Dalam berdakwah tentu harus bersikap ramah, bijaksana, dan tidak cepat marah serta bersikap lembut dan berakhlak baik. Rasulullah memberikan tuntunan kepada kita, salah satunya adalah dalam sebuah riwayat dari Imam Bukhari dari Aisyah RA. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya tidaklah lemah lembut itu ada pada sesuatu, melainkan ia akan menghiasinya (dengan kebaikan itu). Sebaliknya, jika lemah lembut itu dicabut darinya, maka ia menjadi buruk,” ( HR. Bukhari).
Ada beberapa cara berdakwah yang baik, seperti cara-cara dakwah Rasulullah berikut ini:
1. Penuh Hikmah dan Kelembutan
Imam Ibnu Katsir menyebutkan dalam kitab tafsirnya bahwa Abdullah bin Amr bin Ash berkata, “Aku melihat sifat Rasulullah SAW itu tidak bertutur kasar, tidak juga berhati keras, tidak pernah membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi beliau itu senantiasa memberi maaf.”
Dari Aisah RA, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya, Allah SWT itu maha lembut dan menyukai kelembutan dalam segala hal,” ( HR Bukhari).
Para ulama menjelaskan, hadits di atas sebagai suatu dasar bahwa kelembutan sikap dan tutur kata dalam melakukan dakwah atau mengajak manusia adalah sebuah keniscayaan.
2. Menyampaikan Nasehat dengan Adab
Menyampaikan hasehat adalah sebuah kewajiban seorang muslim dengan muslim lainya. Namun, nasehat hendaknya juga dibangun dengan adab dan contoh yang pernah dilakukan nabi SWT dan juga dilakukan oleh para sahabat-sahabatnya.
Imam syafi’i menjelaskan bahwa pada umumnya manusia tidak menyukai jika diberi nasehat di hadapan orang lain. Untuk itu para ulama memberi nasehat itu harus didasari adab-adab islam sebagaimana diajarkan Allah dan Rasulnya.
Bahkan imam Syafi’i Rahimahullah dengan indah beliau juga memberikan nasehat bahwa umumnya manusia akan menolak kebenaran bila diberi nasehat dihadapan orang banyak. Beliau berkata, “Janganlah engkau jengkel apabila nasehatmu tidak didengar atau ditaati.”
3. Menjadi Umat Pertengahan
Dalam bahasa arab sering disebut Wasatha mempunyai arti antara lain adi, tengah, baik dan seimbang. Allah SWT berfirman,
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam); umat pertengahan (yang adil dan pilihan) agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu,” (QS. Al Baqarah : 143).

Oleh karenanya ulama memberikan nasehat jadilah keberadaan kita itu dirindukan orang. Adanya kita mendatangkan kehangatan dan kesejukan dan memberikan manfaat untuk orang lain. []
Sumber: Duniaislam.org
#muslimsejati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna Toleransi dalam Islam Terhadap Bangsa Indonesia yang Majemuk

Ekstremis Perempuan Ciptakan Tantangan Tersendiri

Hadang Radikalisme, LDNU Jember Gelar Silaturahim Lintas Masjid