Postingan

Ekstremis Perempuan Ciptakan Tantangan Tersendiri

Gambar
Insiden Bom Sibolga pada Maret 2019, Bom Surabaya Mei 2018, dan serangkaian insiden teror lain di Indonesia melibatkan perempuan sebagai pelaku utama. Mereka tak lagi jadi pemain pasif, pendukung suaminya, tapi ikut aktif melakukan  amaliyah.  Bahkan pada beberapa kasus sampai mengorbankan nyawa plus membawa anaknya. Bom Sibolga dan Surabaya salah satu kasusnya. Lantas apakah “kenekatan” mereka hanya itu? Tentu tidak. Coba saja lihat pada rentetan insiden Mako Brimob Kelapa Dua Depok awal Mei 2018 – sebelum insiden Surabaya – di insiden itu turut ditangkap 2 perempuan yang membawa senjata tajam berupa gunting untuk menyerang polisi. Insiden di Pandeglang Banten, tepatnya di Alun-Alun Menes pada Oktober 2019 lalu juga melibatkan perempuan sebagai eksekutor serangan. Ketika itu Wiranto (saat itu menjabat Menko Polhukam) jadi sasarannya. Pertanyaan yang sama, apakah hanya itu? Ternyata jawabannya tidak. Pada 2016 lalu ada penangkapan eks Buruh Migran Indonesia (BMI) yang suda

Pancasila Lebih dari Sekedar Pilar Negara

Gambar
Pecihitam.org  – Organisasi Front Pembela Islam (FPI) baru-baru ini merayakan miladnya yang ke-21 di Stadion Rawa Badak, Jakarta Utara. Sang Imam Besar, Habib Rizieq Shihab, juga tidak ketinggalan dalam memberikan ucapan selamat atas usia FPI yang sudah lumayan matang, meski sayang sang guru besar tak bisa hadir pada perayaan milad. Ucapan selamat itu bisa disaksikan langsung dalam konsep ceramah monolog di channel akun Youtube Front TV. Beliau menghimbau bahwa di usia FPI yang ke-21 ini, para anggotanya harus lebih memantabkan langkah perjuangan untuk merajut persaudaraan dan menjaga bangsa serta negara dengan dakwah dan hisbah. Ada hal menarik yang penting dicermati terkait materi ceramah Habib Rizieq, di antaranya, selain berisi soal motivasi dan semangat baru, beliau juga menyinggung soal “NKRI Bersyariah dan Pancasila bukan Pilar Negara”. Menurutnya, Pancasila bukanlah pilar negara, orang yang menganggap Pancasila sebagai pilar negara, berarti ia tidak paham konsitusi.

PBNU : Semua Teroris di Republik ini Adalah Wahabi

Gambar
Ketua Umum PBNU Prof Dr KH Said Aqil Siradj meminta Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian MA PhD segera membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Pasalnya, Ormas ini sudah jelas tidak mau menerima ideologi Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945 karena mereka ingin mendirikan khilafah Islamiyah di Indonesia. “HTI harus kita anggap musuh bersama. Mereka anti-nation (nasionalis), anti-negara kebangsaan. Ingin mendirikan khilafah seperti zaman Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Mimpinya seperti itu. Kami mengusulkan kepada Kapolri mumpung ketemu di sini, HTI bubarkan,” tegas Kiai Said usai melakukan penandatanganan MoU antara PBNU dan Polri terkait Penanganan Konflik Sosial dan Ujaran Kebencian (Hate Speech) di Gedung Mahameru Mapolda Jatim, Jalan Ahmad Yani Surabaya, Kamis (1/9) kemarin. Hadir pada acara ini Ketua PWNU Jatim KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah yang juga menyampaikan sambutan. Juga digelar seminar sampai pukul 17.00 WIB, m

Pelaku Bom di Seluruh Dunia Hingga Bangil adalah Wahabi

Gambar
JAKARTA  – Ibrahim Eissa seorang wartawan senior di Mesir, mengeluarkan kritikan pedas kepada para ulama Saudi yang telah meracuni pemikiran kaum muslimin dengan ideologi ekstrimnya. Dia juga menegaskan bahwa ideologi sesat Wahabi adalah sumber terorisme di dunia. Kantor berita Al-Alam News mengutip sebuah program televisi satelit Mesir dalam sebuah acara bersama “Ibrahim Eissa” menyatakan, “Ulama Saudi sedang meracuni pemikiran kaum muslimin dengan fatwa-fatwa takfirinya”. Dia juga meminta para Sheikh “pembuat fatwa takfiri” diseret ke pengadilan, dan mengungkapkan, “Para teroris dan ekstrimis telah diadili dan dieksekusi mati, sementara tidak ada satupun dari para ulama Wahabi yang meracuni pemikiran mereka ditangkap dan diadili”. Eissa juga mengatakan, “semua teroris yang melakukan bom bunuh diri adalah Salafi Wahabi”. Ibrahim Eissa juga mengatakan “Para ulama Wahabi mengatakan Syiah, Sunni adalah kafir, orang-orang yang tertipu dengan fatwa ini pun melakukan serangan b

HAMIM ILYAS: Memahami Doktrin Islam Kaffah

Gambar
“Islam Kaffah” belakangan sering dipahami sebagai ajakan mendirikan “Negara Islam” ( Khilafah Islamiyah ). Istilah “kaffah” dimaknai sebagai keharusan berislam secara “totalitas”. Tidak dianggap kaffah jika belum mewujudkan “penerapan hukum Islam”. Berdasarkan kegelisahan ini, redaksi kembali mewancarai Ustadz Hamim Ilyas (Wakil Ketua Mejelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah). Bagaimana pandangan beliau tentang “Islam Kaffah” itu? Kita simak ulasan di bawah ini. Apa dalil Al-Qur’an yang melandasi doktrin Islam Kaffah? Doktrin Islam Kaffah dapat ditemukan pada Q.S. al-Baqarah, 2: 208. Ayat yang sangat popular di kalangan umat Islam, yaitu: “ya ayyuha ladzhina amanu udkhulu fissilmi kaffah” (hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu sekalian ke dalam Islam secara kaffah). Bagaimana penjelasan ayat tersebut? Sebelum memahami ayat tersebut, kita perlu mengetahui latar belakang turunnya ayat ini. Menurut ‘Ikrimah, seorang  tabi’in,  ayat ini turun dengan dilatar-belakangi

Rapor Merah Hizbut Tahrir

Gambar
Khilafah, sebuah sistem Negara berdasarkan syariat Islam yang kini kerap digaungkan oleh kelompok-kelompok ekstrimis kanan dengan dalih Jihad. Salah satu diantara sekian banyak kelompok tersebut bernama Hizbut Tahrir. Ia didirikan oleh Taqiyuddin al-Nabhani tahun 1953 setelah kecewa dengan Ikhwanul Muslimin karena ikut andil dalam melakukan kudeta hingga berhasil mengantarkan Gamal Abdel Nasser berkuasa. An-Nabhani curiga bahwa Ikhwanul Muslimin tidak serius dalam memperjuangkan Syariat Islam, akhirnya Ia merintis sebuah gerakan yang bernama Hizbut Tahrir atau Partai Pembebasan. Sesuai namanya, maksud dari dibentuknya partai ini untuk membebaskan Negara Palestina dan Yordania dari dinasti Hashemite. Ia juga ingin membebaskan seluruh Negara dan membentuknya kembali di bawah system tunggal Khilafah Islamiyah. Sayangnya seruan Khilafah yang digaugkannya tersebut masih bersifat absurb, konyol. Bagaimana tidak, mereka mengutamakan akal di atas Al-Qur’an dan Sunnah, memperbolehk

Tidak Perlu Ada Ketaatan Istri Kepada Suami Teroris

Gambar
Setelah terlaksananya akad nikah, sepasang suami isteri akan hidup bersama dalam sebuah rumah tangga. Ibarat bahtera, mereka berdua akan mengarungi lautan kehidupan kehidupan untuk mencapai pulau yang menjadi tujuan bersama. Mereka akan bekerjasama, bahu membahu, melaksanakan segala tugas kehidupan dan mengatasi segala rintangan untuk mencapai keluarga bahagia. Supaya kerjasama dapat berlangsung dengan baik haruslah ada salah seorang di antara mereka berdua yang memegang kemudi. Persoalannya sekarang adalah, siapa yang memegang kemudi itu, suami atau isteri? Para ulama umumnya, baik fuqaha’ maupun mufasir berpendapat bahwa suamilah yang bertindak menjadi pemimpin. Allah Ta’ala telah berfirman; الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِ