Pemecah Belah Bangsa Harus Ditangani Secara Serius

Seminar nasional di Pemkot Solo, Jateng Solo, NU Online Komandan Densus 99 Pimpinan Pusat GP Ansor Muhammad Nuruzzaman mengingatkan beberapa persoalan yang mengemuka di tengah-tengah masyarakat mesti ditangani secara serius. “Saat ini peta politik di Indonesia memang agak memanas, ada sejumlah persoalan yang mesti segera diselesaikan, di antaranya kemunculan pihak-pihak tertentu yang mempertanyakan konsensus kebangsaan, terutama terkait dengan dasar negara Pancasila dan konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ungkapnya dalam seminar nasional Pemilu 2019, di Pendapa Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (18/9). Pada acara seminar bertema Pemilu 2019, Merajut Kebhinekaan dalam Demokrasi itu Nuruzzaman mengatakan, jika hal tersebut tidak ditangani secara serius, diyakini akan menjadi sebab pemecah belah bangsa yang telah diperjuangkan para pendahulu tanpa membedakan latar masing-masing, baik agama, ras, suku, golongan dan lain-lain. Kepada NU Online, Rabu (19/9) Nuruzzaman mengungkapan, persoalan intoleransi yang berdampak pada ketidakharmonisan hubungan antar sesama anak bangsa, merupakan persoalan yang sangat serius dan hal itu harus segera dicarikan jalan keluar oleh pemangku kepentingan. Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan, Indonesia didirikan oleh para tokoh dari berbagai latar belakang, baik agama, ras, suku, golongan, dan lain-lain. Meski demikian, justru dari perbedaan inilah, bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang besar,” jelasnya. “Kita ini adalah bangsa yang berbhineka, berbeda-beda agamanya, sukunya, bahasa daerahnya, etnisnya, tetapi tetap satu sebagai bangsa Indonesia,” ungkapnya. Selain Nuruzzaman, turut hadir sebagai narasumber Akademisi Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret, Isharyanto dan Ketua Pembina Yayasan Center For Strategic and International Studies (CSIS), Harry Tjan Silalahi. (Ajie Najmuddin/Muiz Seminar nasional di Pemkot Solo, Jateng Solo, NU Online Komandan Densus 99 Pimpinan Pusat GP Ansor Muhammad Nuruzzaman mengingatkan beberapa persoalan yang mengemuka di tengah-tengah masyarakat mesti ditangani secara serius. “Saat ini peta politik di Indonesia memang agak memanas, ada sejumlah persoalan yang mesti segera diselesaikan, di antaranya kemunculan pihak-pihak tertentu yang mempertanyakan konsensus kebangsaan, terutama terkait dengan dasar negara Pancasila dan konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ungkapnya dalam seminar nasional Pemilu 2019, di Pendapa Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (18/9). Pada acara seminar bertema Pemilu 2019, Merajut Kebhinekaan dalam Demokrasi itu Nuruzzaman mengatakan, jika hal tersebut tidak ditangani secara serius, diyakini akan menjadi sebab pemecah belah bangsa yang telah diperjuangkan para pendahulu tanpa membedakan latar masing-masing, baik agama, ras, suku, golongan dan lain-lain. Kepada NU Online, Rabu (19/9) Nuruzzaman mengungkapan, persoalan intoleransi yang berdampak pada ketidakharmonisan hubungan antar sesama anak bangsa, merupakan persoalan yang sangat serius dan hal itu harus segera dicarikan jalan keluar oleh pemangku kepentingan. Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan, Indonesia didirikan oleh para tokoh dari berbagai latar belakang, baik agama, ras, suku, golongan, dan lain-lain. Meski demikian, justru dari perbedaan inilah, bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang besar,” jelasnya. “Kita ini adalah bangsa yang berbhineka, berbeda-beda agamanya, sukunya, bahasa daerahnya, etnisnya, tetapi tetap satu sebagai bangsa Indonesia,” ungkapnya. Selain Nuruzzaman, turut hadir sebagai narasumber Akademisi Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret, Isharyanto dan Ketua Pembina Yayasan Center For Strategic and International Studies (CSIS), Harry Tjan Silalahi. (Ajie Najmuddin/Muiz) #muslimsejati Sumber : http://www.nu.or.id/post/read/95952/pemecah-belah-bangsa-harus-ditangani-secara-serius-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna Toleransi dalam Islam Terhadap Bangsa Indonesia yang Majemuk

Ekstremis Perempuan Ciptakan Tantangan Tersendiri

Hadang Radikalisme, LDNU Jember Gelar Silaturahim Lintas Masjid