Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2019

Islam Eksklusif Transnasional Merebak di Kampus-Kampus Negeri

Gambar
Mengejutkan sekaligus khawatir. Bagaimana tidak. Beberapa perguruan tinggi negeri (PTN) terpapar paham radikal (isme). Padahal, PTN, dalam konteks SDM dan lainnya, merupakan “jantung” dari proses regenerasi bagi eksistensi bangsa ini ke depan. Di kampus-kampus lah masa kini dan masa depan bangsa Indonesia digantungkan. Hal ini tak berlebihan melainkan fakta yang berbicara demikian. Hampir seluruh pemegang roda kehidupan berbangsa dan bernegara di republik ini adalah saat ini dan dulunya adalah para  civitas academica  unggulan yang berasal dari berbagai macam kampus. Singkatnya, ruang publik dan jabatan strategis, mereka lah yang mengisi. Bila PTN yang memiliki peran amat vital bagi negeri ini terjangkiti paham radikalisme, maka tinggal menunggu kehancuran republik ini. Tentu kita semua tidak menginginkan kehancuran itu terjadi. Pertanyaan yang mungkin terlintas dibenak para pembaca adalah, perguruan tinggi mana saja yang terpapar radikalisme dan bagaimana bisa PTN tersebut t

Para Perusuh Itu Bukan Mati Syahid

Gambar
ﷺ : “من كَره من أميرهِ شيئا فليصبر فإنه من خَرج مِن السلطانِ شبرًا ماتَ ميتةً جاهلية” صحيح البخاري ٧٠٥٣. ثمَّ ! لا يكفيهم النُّصح و لا يقتنعون بدليل ، لماذا ! لأنَّهم طُلاب دنيا أتباع أهواء مُنحرفون على هدي النَّبي صلى الله عليه و سلم . Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, dari Abu Raja’, dari Ibnu ‘Abbas, dinyatakan, bahwasanya Rasulullah saw bersabda: ﻣَﻦْ ﻛَﺮِﻩَ ﻣِﻦْ ﺃَﻣِﻴﺮِﻩِ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﻓَﻠْﻴَﺼْﺒِﺮْ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻟَﻴْﺲَ ﺃَﺣَﺪٌ ﻣِﻦْ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺧَﺮَﺝَ ﻣِﻦْ ﺍﻟﺴُّﻠْﻄَﺎﻥِ ﺷِﺒْﺮًﺍ ﻓَﻤَﺎﺕَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﺎﺕَ ﻣِﻴﺘَﺔً ﺟَﺎﻫِﻠِﻴَّﺔً “ Barangsiapa membenci sesuatu yang ada pada pemimpinnya, hendaklah ia bersabar. Sebab, tak seorangpun boleh memisahkan diri dari jama’ah, sekalipun hanya sejengkal, kemudian dia mati, maka matinya adalah seperti mati jahiliyyah .” [ Bukhari ] Imam Bukhari menuturkan sebuah hadits dari ‘Abdullah, bahwasanya Rasulullah saw bersabda kepada kami: ﺳَﺘَﻜُﻮﻥُ ﺃَﺛَﺮَﺓٌ ﻭَﺃُﻣُﻮﺭٌ ﺗُﻨْﻜِﺮُﻭﻧَﻬَﺎ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻓَﻤَﺎ

Anak Di Era Radikalisme

Gambar
Gejala radikalisasi yang kian masif di negeri ini sedikit banyak memberikan pelajaran berharga bagi masyarakat. Pasalnya, gejala-gejala demikian tanpa sengaja memberikan efek kehati-hatian pada masyarakat dalam memilah dan memilih pesan-pesan yang tersebar. Alhasil, budaya berbagi pesan-pesan yang belum diketahui kebenarannya, untuk saat-saat ini mulai tereduksi. Meski tak bisa dimungkiri pula ada sebagian kecil gejala tersebut yang juga masih meracuni beragam pikiran masyarakat dalam ironitas radikalisme. Namun gencarnya radikalisasi dalam beragam bentuk, tanpa disadari telah membuka pemahaman banyak orang tentang wujud-wujud radikalisasi. Terlepas dari terbukanya pemahaman masyarakat dalam memahami gejala demikian. Setidaknya Dr. Saud Usman Nasution (2017) mengatakan bahwa ada delapan akar permasalahan yang akan menjerumuskan masyarakat ke ranah radikalisme dan terorisme. Kedelapan akar permasalahan tersebut ialah dendam, ketidakadilan, kebencian, kesenjangan sosial, kemiskina

Mencontoh Jihad Nabi Muhammad

Gambar
Fathoni,  NU Online  | Kamis, 23 Mei 2019 23:15 Teladan terbaik bagi umat Islam ialah Nabi Muhammad. Secara umum, dakwah Rasulullah SAW dalam menyampaikan Islam penuh dengan ajakan, bukan pemaksaan. Ia mengedepankan akhlak baik, tutur kata santun dan ramah walaupun kerap mendapat perlakuan tidak baik. Simpul sederhana yang bisa menjadi pelajaran, Nabi Muhammad berjihad dengan akhlak dan perbuatan baik. Rasulullah memahami betul ketika Islam disampaikan dengan cara yang keras dan kasar, niscaya umat akan menjauh. Kita semua memang bukan Nabi, tetapi setidaknya mempunyai pijakan moral dan syariat dalam menyampaikan dan menunjukkan wajah Islam yang  rahmatan lil ‘alamin  seperti yang diajarkan Rasulullah SAW. Jauh sebelum diangkat menjadi utusan Allah SWT, Muhammad muda sudah mendapat gelar  al-amin (orang yang dapat dipercaya) oleh masyarakat Arab. Perangainya yang baik dan adil kerap mendapat kepercayaan orang-orang Arab untuk menengahi segala konflik yang muncul d

PEOPLE POWER Adalah KHAWARIJ DI ERA MILENIAL

Gambar
Kompetisi itu musti ada yang kalah dan ada yang menang. Adalah hal yang lumrah dan wajar dua sisi yang berlawan terdengar begitu jelas setelah laga pertandingan usai. Bukan kompetisi bila kemenangan diraih oleh semua kontestan. Begitu pula, bukan kompetisi bila kekalahan menimpa seluruh kontestan. Kalah dan menang adalah dua kosa kata yang berbeda dan sepertinya tidak dapat disamakan. Itu semua hanya persoalan perspektif. Bisa jadi kemenangan secara kasat mata adalah kekalahan pada hakikatnya dan begitu pula sebaliknya. Ada orang yang menang dalam laga kontestasi, tapi kemenangan itu belum mampu tercermin dalam pribadi orang ini, sehingga kemenangan hanyalah sebatas hiasan yang sebenarnya di balik hiasan itu ada kejahatan yang mencekam. Sebaliknya, kekalahan pada laga kompetisi, namun kontestan mampu membesarkan hatinya sehingga tiada patah semangat, terus bersyukur, dan selalu optimis, maka dia telah meraih kemenangan sejati. Orang yang paling buruk adalah meraka yang kalah p

RADIKALISME BERSELIMUT AGAMA

Gambar
RADIKALISME BERSELIMUT AGAMA Bangsa Indonesia merupakan negara multikultural yang memiliki banyak suku, agama, ras dan golongan dan setiap golongan masyarakat memiliki kepentingan, sudut pandang dan cara berfikir yang berbeda-beda bisa memicu adanya perpecahan. Akhir- akhir ini sikap radikal masyarakat golongan tertentu sering muncul di berbagai media untuk menunjukkan eksistensi dan opini golongan atau kelompok radikal tersebut. Kekerasan atau radikal kadangmenjadi cara yang sering dilakukan untuk memproteskebijakan pemerintah. Sebagai warga negara yang baik seharusnya tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan negara, namun diperlukan suatu sikap yang bisa membangun negara dalam menyampaikan aspirasi kepada pemerintah demi kepentingan seluruh warga negara Indonesia. TINDAKAN RADIKALISME Tindakan kekerasan atau radikalisme merupakan suatu paham yang menghendaki adanya perubahan atau pergantian terhadap suatu sistem di masyarakat sampai ke akarnya dengan menggunakan cara

Apakah Indonesia Negara Islam

Gambar
Perdebatan terkait konsep Negara Islam sudah berlangsung sejak lama. Isu tersebut kembali mencuat ke permukaan setelah pemerintah membubarkan salah satu ormas yang dianggap mengancam keutuhan NKRI sebagai bangsa yang resmi dan berdaulat beberapa waktu yang lalu berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu), No. 2 Tahun 2017 tentang Ormas. Meskipun telah dibubarkan, aktivis dari ormas yang bersangkutan tetap meyakini bahwa apa yang mereka perjuangkan benar dan sesuai dengan ajaran Islam. Pertanyaannya, bisakah menyebut Indonesia negara Islam? Tulisan ini tidak bermaksud untuk mengulang perdebatan yang sudah-sudah, khususnya terkait ideologi khilafah yang diperjuangkan oleh ormas yang bersangkutan, namun lebih kepada redefinisi negara Islam itu sendiri. Bagi mereka yang memperjuangkan tegaknya khilafah islamiyah menganggap bahwa negara Indonesia ini masih tergolong sebagai negara kafir yang mesti “diislamkan” dengan format khilafah islamiyah. Alasannya adalah k

Bagaimana Bisa Agama Kehilangan Akhlak

Gambar
Tertangkapnya anak muda yang mengancam akan memenggal kepala presiden RI menambah daftar dampak absennya budi pekerti dalam pendidikan kita. Juga semakin mendesaknya pelajaran budi pekerti agar dihadirkan kembali di rumah dan di kelas, sejak dini. Selain itu, perilaku anak muda itu juga menunjukkan absennya akhlak dalam agama. Padahal akhlak tak bisa dipisahkan dari agama. Meski pada kenyataannya, banyak muncul orang yang beragama tapi tidak berakhlak – padahal bergelar ustadz dan ulama. Padahal, produk akhir dari agama adalah akhlak – Umat Islam menyebutnya “Akhlakul Kharimah” yang artinya “Akhlak yang Mulia” – tercermin dalam kata kata, penampilan dan perilaku, sebagai menjadi modal pergaulan dengan orang lain dengan umat lain. Anda shalat, puasa dan berhaji itu hak dan kewajiban pribadi Anda kepada Allah SWT. Urusan pribadi Anda – urusan kamar Anda. Habluminallah. Tapi bersopan santun menjaga lidah, penampilan dan menata perilaku adalah kewajiban kepada sesama.  Hablu

Forum Kyai dan Mubaligh Nusantara Tolak People Power

Gambar
Harakatuna.com . Tangerang-Para ulama se-Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi yang tergabung dalam Forum Kyai dan Mubaligh Nusantara (FKMNU) menyatakan menolak segala bentuk tindakan inkonstitusional yang mengancam keutuhan bangsa dan negara, dan menolak gerakan People Power yang merusak kesucian bulan suci Ramadhan. FKMNU juga  menyatakan mempercayai dan  mendukung KPU untuk bekerja profesional, jujur dan adil. Juga mendukung TNI dan Polri untuk mengambil tindakan tegas demi melindungi keamanan nasional dan penegakan hukum berdasarkan Pancasila. Kepada pihak-pihak yang melakukan delegitimasi KPU dan menolak hasil Pemilu, FKMNU menyarankan agar menghentikan langkahnya tersebut. Apabila merasa tidak puas atas hasil Pemilu, disarankan menempuh jalur hukum melalui Mahkamah Konstitusi. Peryataan tersebut dideklarasikan usai musyawarah FKMNU di rumah Pengasuh Ponpes Ummul Quro yang juga pengasuh Padepokan Dakwah Sunan Kalijaga (Padasuka) KH Syarif Rahmat di  Pamulang, Tangerang S

Waspadai Bisnis Penggulingan “Rezim”

Gambar
Mengamati perkembangan politik dalam negeri akhir-akhir ini, sebagai pengamat Timteng, saya langsung melihat persamaan polanya dengan apa yang terjadi di Timteng. Mengapa bisa sama? Ya karena memang para inisiator Arab Spring ‘berguru’ pada konsultan yang sama. Google saja nama NED atau Srdja Popovic. Keduanya adalah proxy dari kekuatan adidaya ekonomi dunia. Saya juga pernah cerita tentang hal ini di buku saya Prahara Suriah, bisa didonlot gratis. [1] Revolusi Tunisia dipicu oleh tewasnya Bouazizi (membakar diri). Sebelum Bouazizi, sudah ada beberapa pemuda frustasi yang bunuh diri, tapi 17 Desember 2010 (hari kematian Bouazizi) adalah momen di mana para inisiator demo dengan kekuatan penuh memanfaatkan kematiannya dengan memainkan isu yang memang ‘relate’ (terhubung) dengan keresahan masyarakat umum (misal, kesulitan ekonomi, korupsi elit, dll) sehingga massa bisa didorong untuk turun ke jalan secara besar-besaran. Akhirnya, Presiden Ben Ali tumbang. Di Mesir, ketika aksi-aksi