Jangan Mengaku Ahlu Sunnah Jika Belum Memenuhi Empat Kriteria Ini


Sebenarnya tantangan terbesar yang sedang dihadapi umat Islam saat ini tidak hanya ancaman dari luar, tetapi yang lebih berbahaya perpecahan dalam internal tubuh Islam. Lihatlah fenomena saat ini, umat diuji dengan kebiasaan saling fitnah, saling menuduh, saling sesat-menyesatkan dan parahnya saling kafir-mengkafirkan satu sama lainnya. Apa sebabnya? Sebagian menyatakan memiliki kebenaran yang sesuai ajaran dari Nabi, sementara golongan lain disalahkan hanya disebabkan mengikuti pendapat ulama’ saja, tidak merujuk langsung kepada Al-Qur’an dan Hadits atau dianggap liberal.
Menyikapi perbedaan ini, umat Islam seharusnya berusaha untuk tidak selalu mencari ketegangan, tetapi justru mencari titik persamaan. Bukan semakin meruncingkan permusuhan, tetapi berusaha merekatkan persatuan dan persaudaraan.
Jika diteliti secara mendalam, orang yang mengaku mengikuti Al-Qur’an dan Hadits juga pasti mengikuti manhaj dan pendapat ulama’ dalam berbagai bidang seperti ilmu Al-Qur’an, ilmu Qira’at, ilmu Tafsir, ilmu musthalah hadits, ilmu jarh wa ta’dil, ilmu takhrij hadist, dan lain-lain.
Hampir bisa dikatakan tidak cukup memahami Islam dengan hanya merujuk langsung Qur’an dan Hadist. Kita yang jauh zaman dengan Nabi memerlukan rekaman keilmuan dan pengetahuan tentang bagaimana menjelaskan Qur’an dan hadist serta bagaimana metode menggali Mutiara pengetahuan dari dua sumber itu. Pembahasan ini kita terbantu dengan ribuan bahkan jutaan karangan ulama.
Dari sini seharusnya mereka saling menghargai. Sama-sama memegang dua sumber pokok Islam, tetapi menghargai dan mengikuti metode dan produk pemikiran ulama. Kita tidak boleh mengaku paling mengikuti sunnah Nabi, tetapi secara diam-diam malah menghancurkan Islam dari dalam dengan cara menyerang sesama muslim yang berbeda dengan dirinya.
Imam Ibnu Hajar dalam Fatawanyamenjelaskan bahwa orang yang mengaku ahli sunnah harus memiliki perilaku yang sesuai dengan ajaran Nabi,
وَمِنْ آدَابِ أَهْلِ السُّنَّةِ أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ لَا بُدَّ لَهُمْ مِنْهَا :الِاقْتِدَاءُ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالِافْتِقَارُإلَى اللَّهِ تَعَالَى وَالِاسْتِغَاثَةُ بِاَللَّهِ وَالصَّبْرُ عَلَى ذَلِكَ إلَىالْمَمَاتِ
Dan di antara adab atau etika orang yang mengaku ahli sunnah harus memiliki empat kriteria ini. Pertama, mengikuti ajaran Rasulullah baik perkataan, perbuatan, maupun ketetapannya. Kedua, selalu membutuhkan pertolongan dan petunjuk kepada Allah. Ketiga, selalu meminta pertolongan kepada-Nya. Keempat, memegang teguh ajaran Nabi sampai ia meninggal dunia.
Dari penjelasan ini, orang yang mengaku cinta kepada Tuhannya akan selalu mengikuti perintah-Nya dengan mengikuti ajaran rasul-Nya sesuai dengan kemampuan dirinya. Tidak semua orang sempurna dalam mengikuti seluruh aspek kehidupan Nabi. Karena itulah, para ulama salaf pun berusaha menggali seluruh aspek kehidupan Nabi dari berbagai perspektif.
Meletakkan karya ulama masa lalu adalah di samping bagian penghormatan dan tabarruk pada ulama, juga sebagai cara kita memperoleh sanad keilmuan dari Nabi, sahabat, tabiin, tabi’ tabiin dan ulama salaf. Menjadi pribadi ahlu sunnah adalah harus menampilkan sikap sopan dan ta’dhim kepada para ulama dengan tidak congkak ingin memahami Qur’an dan Hadist sendirian tanpa merujuk beberapa khazanah keilmuan yang dimulai sejak lama.
Umat yang mengikuti Nabi tidak hanya pada ajarannya tetapi akhlaknya termasuk sifat Nabi yang rendah hati atau tawadhu’ kepada siapapun, Nabi sangat menyayangi fakir miskin dan tak mudah menyalahkan orang lain apalagi melaknat, mencaci maki orang lain yang berbeda dengannya. Maka dari itu sebagai umatnya harus mampu memperlihatkan sopan santun dalam perbuatan bukan klaim ucapan paling mengikuti sunnahnya tapi tak mengikuti prilaku Nabinya.

*Moh Afif Sholeh
#muslimsejati
Sumber: https://islamkaffah.id/hikmah/jangan-mengaku-ahlu-sunnah-jika-belum-memenuhi-empat-kriteria-ini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makna Toleransi dalam Islam Terhadap Bangsa Indonesia yang Majemuk

Ekstremis Perempuan Ciptakan Tantangan Tersendiri

Hadang Radikalisme, LDNU Jember Gelar Silaturahim Lintas Masjid